Desa Kolo Bawah Terancam akan Direlokasi
Oleh: Andri Muhamad Sondeng
Desa Kolo Bawah, Kecamatan
Mamosalato, Kabupaten Morowali terancam akan direlokasi “dipindahkan” untuk memuluskan proyek pengembangan sumur baru “well
development” oleh Perusahaan Medco. Sebab Perusahaan Medco telah
mengumumkan hasil laporan seismik mereka diwilayah Blok Senoro Toili. Dalam rekaman hasil seismik, Medco menemukan 9
(Sembilan) garis lintasan disepanjang 133,7 km di daerah Kolo. Lokasi tersebut
diberi nama lokasi Tiara oleh pihak
Medco. Proyeksi hasil data seismik tersebut memberikan gambaran proyeksi cadangan
hidrokarbon “oil” yang cukup besar terdapat di wilayah kolo. Hingga diakhir
tahun 2011, penajaman prospek cadangan hidrokarbon diwilayah ini terus
mengalami pendalaman kajian. Pengerjaan untuk melengkapi data seismik diwilayah
ini secara keseluruhan baru mencapai 60%.
Sebagai langkah awal, pihak Medco
telah menyelesaikan proses PSTM (Pre-stack
Time Migration) pada wilayah kerja tersebut. Contoh proyeksi data PSTM
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Selain itu, pihak Medco juga telah
menyelesaikan proses PSDM (Pre-stack
Depth Migration) pada wilayah tersebut. Contoh proyeksi data PSDM dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Informasi terpenting dari data yang
dirilis oleh pihak Medco, adalah potensi cadangan hidrokarbon yang cukup besar ditemukan
diwilayah kolo. Secara tegas pihak Medco menempatkan penemuan potensi cadangan
tersebut sebagai prospek penting ekspansi pengembangan sumur minyak yang mereka
miliki saat ini. Tentu saja pihak Medco terus melakukan penyelidikan seismik “eksplorasi”
dengan tujuan meningkatkan produksi minyak mereka yang sudah ada. Baru-baru ini
Medco merilis data cadangan minyak kategori proven
dan probable yang mengalami peningkatan.
Informasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Penemuan potensi cadangan minyak di
wilayah kolo akan masuk dalam perencanaan pengembangan sumur minyak baru. Pihak
medco mengatakan telah melakukan penghitungan cadangan dan analisis resiko pada
wilayah tersebut. Saat ini pihak Medco sedang mempersiapkan studi integrasi
Geologi dan Geofisika (G&G) pada lokasi Tiara (kolo). Hal itu berarti
pembangunan sumur baru diwilayah Kolo, tinggal menunggu waktu.
Jika demikian, bagaimana nasib Desa Kolo Bawah?
Baik Perusahaan maupun Pemerintah,
tentu saja akan berusaha keras untuk memenuhi target peningkatan pendapatan mereka
dari sektor migas. Perbedaannya pihak Perusahaan berkepentingan dengan revenue
mereka, sedangkan Pemerintah berkepentingan untuk meningkatkan pendapatan Negara.
Catatan dari kementerian ESDM, rencana penerimaan Negara dari sektor migas ditahun
2012 diharapkan bisa mencapai Rp 370 Triliun. Pihak kementerian ESDM merilis, bahwa
terjadi peningkatan pendapatan Negara dari sektor migas dalam waktu dua tahun
terakhir, yaitu Rp 288,52 Triliun di tahun 2010 dan Rp 352 Triliun pada tahun
2011.
Tentu saja dibandingkan dengan
kepentingan Perusahaan dan Pemerintah, masyarakat di Desa Kolo Bawah tidak kuasa
untuk menolak rencana proyek tersebut. Implikasi logisnya adalah
pengambil-alihan wilayah Kolo oleh Kontraktror Kontrak Kerja Sama (KKKS). Hal itu
sama artinya dengan merelokasi “memindahkan”
pemukiman penduduk diwilayah tersebut. Dengan demikian, tercapailah tujuan
Perusahaan dan Pemerintah, yang katanya demi kesejahteraan masyarakat juga.
Pertanyaan timbul dibalik konsekuensi
relokasi penduduk tersebut. Apakah masyarakat Desa Kolo Bawah akan setuju dengan rencana relokasi tersebut? masyarakat nelayan hingga hari ini telah kehilangan kepercayaan terhadap Pemerintah maupun komitmen Perusahaan. Hal ini dapat mengakibatkan permusuhan yang cukup panjang diantara kepentingan Perusahaan dan Masyarakat. Persoalan hilangnya mata pencaharian warga nelayan, hingga hari ini belum tuntas. Belum selesai satu masalah, muncul lagi masalah baru yaitu rencana relokasi penduduk. Semoga saja masyarakat yang di menangkan jika sewaktu-waktu kepentingan Perusahaan memaksakan kehendak mereka untuk mengambil alih desa mereka.
Kehadiran Perusahaan Minyak di wilayah ini, berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat nelayan, kehidupan mereka
semakin memprihatinkan, hidup dalam kemiskinan dan kehilangan sumber pekerjaan mereka. Tentu saja
pantas jika daerah ini menjadi sumber konflik berdarah ditahun 2011 silam. Apakah masyarakat akan menerima begitu saja
proposal Perusahaan untuk merelokasi pemukiman mereka? Bagaimana cara meyakinkan
masyarakat yang sudah kenyang dengan janji-janji palsu pihak Perusahaan? Tentu kita
dapat mengkalkulasi besarnya potensi konflik di masa-masa yang akan datang, jika
rencana relokasi pemukiman di Desa Kolo Bawah, ternyata jadi dilakukan.
Pesan kepada Pemerintah di negeri
ini, jangan jadikan masyarakat sebagai objek keserakahan dan ketamakan kalian semata,
jika kalian para penguasa hendak menyaksikan kemarahan rakyat yang akan merobek jantungmu dan
mempermalukanmu dengan menurunkanmu secara hina dari singgasana kekuasaanmu.
Salam perlawanan rakyat…
Post a Comment