Negara Para Bedebah: Keputusan Rapat Istana Untuk Impor Jagung, Menguras Devisa Negara Rp 301,7 Miliar
Jakarta – Hasil rapat istana yang
dipimpin oleh Presiden di tanggal 24 Januari 2019, telah membuat keputusan
untuk menambah impor Jagung melalui Perum Bulog sebanyak 150 ribu Ton. Dalam halaman
lelang E-Procurement Perum Bulog, pertanggal 25 Januari 2019, secara resmi telah
diumumkan pengadaan lelang impor Jagung sebanyak 150 ribu Ton.
Berdasarkan
data “commodity price” untuk komoditas jagung, diperdagangkan diangka 0,10 USD
per liter atau dihargai sebesar 99,32 USD per 1 M3. Sehingga kita bisa
menemukan jumlah cadangan devisa yang akan habis terpakai untuk pengadaan impor
Jagung dapat mencapai 20,8 Juta USD, atau setara dengan 301,7 Miliar Rupiah.
Jika
kita menghitung fee yang diperoleh dari kegiatan impor dapat mencapai 10%,
sebagaimana praktek pengadaan barang dan jasa yang lazim dipakai untuk menjarah
kantong-kantong keuangan APBN/APBD, maka ditemukan angka 30,2 Miliar Rupiah
sebagai feedback dari ijin importasi yang diberikan oleh Bulog. Dana ini
rasanya cukup untuk membiayai “berbagai operasi politik” menjelang pemilu 2019.
Kita
berusaha untuk positive thinking, semoga hal itu tidak benar-benar terjadi.
Namun,
perlu untuk diketahui, bahwa Indonesia saat ini memiliki 4 indikator negatif
yang perlu diwaspadai, diantaranya nilai Current Account negative (-1,70), Government
Budget negative (-1,76), Jobless Rate (5,34), dan yang terakhir rasio Debt to
GDP mencapai (28,7).
Sehingga
menghambur-hamburkan aktiva luar negeri, untuk keperluan Impor senilai 301,7
Miliar Rupiah, adalah sebuah kebijakan yang mubazir. Apalagi Indonesia adalah
negara tropis, dimana disepanjang tahunnya, para petani bisa menanam jagung,
jika hal itu dibutuhkan oleh Pemerintah.
Benar-benar
keputusan yang edan, yang dilakukan oleh para “tubuh decision maker bedebah”.
Author: Andri Muhammad Sondeng, MPH
Post a Comment