Header Ads

test

MEDCO GROUP Ingin Melepaskan Tanggung-Jawab Pendanaan Bagi Pemberdayaan Masyarakat di Bungku-Utara & Mamosalato, Dengan Menjual 20% Saham Milik Mereka.

Oleh: Andri muhamad sondeng, SH,SKM,MPH

Sabtu, 28 Mei 2011: Medco Group melalui anak perusahaanya Medco E&P Tomori Sulawesi telah melakukan kegiatan jual-beli saham tanggal 31 Januari 2011. Hal ini sangat mengejutkan, sebab belum lama ini tepatnya tanggal 17 Juni tahun 2010 (belum genap setahun), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyetujui beroperasinya kegiatan produksi Gas Alam di Blok Gas (LNG) Donggi, Luwuk Banggai. Sekedar informasi, kegiatan eksplorasi dan produksi Medco E&P Tomori Sulawesi mencakup Blok MIGAS yang disebut Blok Senoro-Toili meliputi Blok Minyak di Lapangan TIAKA dan Blok Gas di daerah Donggi. Berikut uraian cadangan Minyak dan Gas (LNG) di Blok Senoro-Toili: 



















Berdasarkan grafik diatas, terlihat cadangan minyak di Blok TIAKA, Morowali sebesar 6,2 MMBOE. Sedangkan cadangan gas (LNG) di Blok DONGGI yaitu sebesar 61,5 MMBOE. Lalu kenapa Medco Group menjual sebagian sahamnya di Blok Senoro-Toili? Apa alasan logis yang mendasari penjualan sebagian saham Medco Group di Blok tersebut?

Beberapa fakta-fakta laporan keuangan Medco Group tanggal 31 Maret 2011, menyebutkan bahwa untuk mengoperasikan Blok Gas (LNG) DONGGI pihak PT Medco LNG Indonesia (MLI) selaku anak perusahaan dari Medco Energi melakukan pinjaman sebesar U$120 juta (setara dengan 1,04 Triliun Rupiah/ kurs Rupiah 8.650 per 1 U$/Dolar Amerika). Dana sebesar 1,04 Triliun Rupiah tersebut merupakan utang yang dipinjamkan oleh MITSHUBISHI CORPORATION. Selain untuk kepentingan pembiayaan Blok Gas Donggi, dana pinjaman tersebut di gunakan oleh Medco Group untuk membiayai pengembangan lapangan Minyak dan Gas di beberapa daerah indonesia seperti Blok Kampar, Simenggaris, Merangin, Bengara, dan Sekayu. Berikut gambaran kepemilikan saham Medco Group di Blok Senoro-Toili sebelum terjadinya jual beli saham dengan MITSUBSHI CORPORATION: 

















Berdasarkan Grafik diatas, Kepemilikan saham sebelumnya dikuasai 50% oleh Medco Group sedangkan sisanya dikuasai oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertamina. 

Berikut konfigurasi kepemilikan saham setelah sebagian saham Medco Group di jual: 




















Setelah penjualan saham oleh Medco Group, maka konfigurasi kepemilikan saham di Blok Senoro-Toili meliputi 50% oleh Pertamina, 30% oleh Medco Group, dan 20% oleh Mitsubishi Corporation. 

Pihak MITSUBISHI CORPORATION membeli saham sebesar 20% dari kepemilikan saham Medco Group dengan dana sebesar U$260 Juta atau setara dengan 2,3 Triliun Rupiah (kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika sebesar 8.650 per 1 Dolar Amerika). Jika kita melakukan hitung-hitungan terhadap keuntungan bersih yang diperoleh Medco Group dikurangi dengan beban piutang dari Mitsubishi Corporation sebesar 1,04 Triliun, maka Medco Group menerima keuntungan bersih sebesar 1,26 Triliun.

Terlepas dari informasi diatas, pertanyaan besar bagi masyarakat Bungku Utara dan Mamosalato adalah apa keuntangan yang akan diperoleh dengan berubahnya konfigurasi saham di Blok TIAKA tersebut?? Tidak ada jawaban spesifik untuk menjawab pertanyaan ini, justru sebaliknya yang timbul adalah kekhawatiran bagi masyarakat Bungku Utara dan Mamosalato, sebab dengan berkurangnya kepemilikan saham Medco Group sebesar 30% di Blok Senoro-Toili termasuk di Lapangan Minyak TIAKA, hal ini justru akan mengurangi peran Medco di Blok TIAKA tersebut. Termasuk peran mereka dalam menyediakan pendanaan bagi Pemberdayaan Masyarakat di daerah ini. Sehingga hal ini menjadi keuntungan bagi Medco Group dengan berkurangnya beban tanggung jawab mereka. Bahkan berdasarkan konfigurasi kepemilikan saham saat ini, beban tanggung jawab tersebut akan jatuh ke Pertamina selaku pemilik saham mayoritas, kemudian ke Medco Group dan terakhir oleh Mitsubishi Corporation. Dengan demikian, jangan sampai hal tersebut menghilangkan tanggung-jawab Medco yang selama ini masih bermasalah ditambah lagi munculnya permasalahan baru dengan masuknya investor baru di lapangan minyak TIAKA. 

Ingat Medco Group memiliki utang yang belum diberikan sewajarnya ke masyarakat Bungku Utara dan Mamosalato. 

Kita harus menyelesaikan masalah ini secepatnya..

sebelum strategi kaum pemodal menghilangkan jejaknya di tanah leluhur kita..