NIKEL DI MAMOSALATO DIJUAL MURAH, padahal HARGA NIKEL DUNIA MELONJAK NAIK SEJAK 2003 SAMPAI 2011
Oleh: Andri muhamad sondeng, MPH
Minggu, 24 April 2011 (revisi 17 Juli 2011): Skenario penerbitan izin IUP bagi lahan pertambangan nikel di Mamosalato, tidak jauh beda dengan “MENGOBRAL LAHAN TAMBANG” dengan harga yang sangat murah. Analogi yang tepat untuk menggambarkan kondisi ini adalah “seperti menjual kacang goreng”.
Mengapa dikatakan mengobral lahan tambang? sebab dengan model perizinan yang akan direalisasikan untuk kegiatan pertambangan nikel di Mamosalato, hanya berupa kegiatan pengangkutan bahan galian nikel dan tentu saja sangat merugikan Pemerintah Daerah Morowali. Selanjutnya, juga sangat merugikan dari sisi kepentingan masyarakat Mamosalato.
Mengapa Pemerintah Daerah dan Masyarakat Mamosalato rugi? Dari sisi pemerintah, akan berdampak pada kecilnya bagi hasil (deviden) yang diperoleh, sebab harga jual bongkahan nikel (bahan galian) terhitung sangat murah. Beda halnya jika yang dijual itu adalah nikel olahan, tentu saja harga nikel olahan sangat tinggi di pasar internasional. Kemudian dari sisi kepentingan masyarakat Mamosalato, dengan hasil penjualan bahan galian nikel yang sangat murah, tentu saja akan berdampak pada pendananaan yang minim untuk pemberdayaan masyarakat sekitar. Sehingga secara keseluruhan, kegiatan pertambangan nikel di wilayah Mamosalato hanya menguntungkan kepentingan pengusaha semata. Bukan untuk daerah, dan bukan pula untuk masyarakat Mamosalato.
Perlu diketahui pula bahwa besarnya potensi pengolahan tambang, akan meningkatkan harga lahan termasuk lahan milik warga. Dengan kata lain, pengusaha pertambangan akan memberi ganti rugi yang besar bagi pemanfaatan lahan milik warga untuk kepentingan penambangan. Akan tetapi hal itu tidak akan mungkin terjadi, sebab model penambangan yang dilakukan oleh investor (pengusaha) tambang hanya berupa kegiatan mengambil bahan galian dan selanjutnya melakukan pengangkutan bahan galian tersebut ke wilayah lain tanpa melakukan kegiatan pengolahan di daerah ini. Sehingga implikasinya adalah ganti rugi lahan milik warga akan sangat murah.
Karena pentingnya untuk mengetahui berapa harga nikel olahan di pasar internasional saat ini, sebagai referensi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah untuk membandingkan berapa besar keuntungan yang diperoleh jika harga nikel tersebut adalah nikel olahan (bukan dalam bentuk bahan galian nikel). Maka berikut kami tampilkan trend harga nikel olahan sejak tahun 2003 hingga tahun 2010 sebagai berikut:
Dari grafik diatas, rata-rata harga nikel mengalami fluktuasi naik turun, akan tetapi harga nikel di tahun 2008 lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2003, 2004, dan 2005.
Adapun harga nikel untuk periode tahun 2008 hingga tahun 2010 dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Sumber: London metal exchange (LME) 2011
Hak cipta: andri muhamad sondeng, SH,SKM,MPH
Berdasarkan grafik diatas, semenjak tahun 2008 hingga tahun 2011 (24 April 2011), terjadi keanaikan harga nikel yang sangat tajam (peningkatan harga yang signifikan).
Adapun berdasarkan laporan dari London Metal Exchange (LME) pada bulan Maret 2011 menyebutkan harga nikel di pasar internasional sebesar U$ 25.880 MT (25.880 dolar Amerika per metrik ton) atau setara dengan 223.215.000 rupiah per metrik ton (223 miliar rupiah). Harga tersebut berdasarkan perhitungan kurs rupiah terhadap dolar (8.625 rupiah/dolar Amerika, tgl 24 April 2011).
Kenaikan harga nikel tersebut disebabkan karena pertumbuhan ekonomi China yang sangat pesat, dan rata-rata permintaan impor nikel oleh China dari negara-negara penghasil nikel naik tajam (meningkat), termasuk permintaan impor nikel dari Indonesia.
Dengan demikian hingga saat ini para investor nikel sedang berusaha menambah keuntungan, dengan berusaha memperluas areal penambangan mereka, salah satunya adalah investor tambang nikel yang akan beroperasi di Mamosalato, tentu saja dengan harga yang sangat murah. Mengapa murah? Sebab model perizinan yang diterbitkan adalah pengangkutan material bahan galian nikel saja. Tentu saja harganya jauh lebih murah jika dalam bentuk nikel olahan.
Hal ini tidak bisa dibiarkan, selain mengeruk kekayaan alam Mamosalato dengan murah, juga merugikan masyarakat Mamosalato. Pengelolaan pertambangan nikel dengan hanya melakukan pengangkutan bahan galian nikel hanya menguntungkan pengusaha nikel, sebab mereka (pengusaha/investor) dapat melakukannya dengan biaya operasi yang lebih murah.
Pengelolaan tambang seperti itu hanya akan menghambur-hamburkan cadangan tambang nikel di wilayah ini (pemborosan), dan dapat disamakan dengan perampokan kekayaan alam di Mamosalato.
Post a Comment