Header Ads

test

Kepala SKK MIGAS Tertangkap: Fakta Indonesia Masih Terjajah


Editor: Andri Muhamad Sondeng

Rudi Rubiandini Kepala SKK MIGAS, dalam kasus tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ditemukan adanya sejumlah uang dengan besaran US$ 700 Ribu yang diberikan oleh Perusahaan asal Singapura yang bergerak di bidang perdagangan Minyak Mentah. Perusahaan asal Singapura tersebut dikenal dengan nama Kernel Oil Pte Ltd. 

Siapa sebenarnya Kernel Oil Pte Ltd itu?

Setidaknya terdapat 11 lapangan minyak yang beroperasi di Indonesia yang menjalin trader “perdagangan” (lifting minyak) dengan perusahaan Kernel Oil Pte Ltd. Melihat begitu banyaknya lapangan minyak yang dihubungkan oleh perusahaan asal Singapura tersebut, membuat publik dan tentunya rakyat Indonesia bertanya-tanya, pengaruh apa yang dapat ditimbulkan oleh perjanjian perdagangan minyak mentah Indonesia melalui Perusahaan Kernel Oil Pte Ltd. Tersebut?

Terutama terhadap penetapan harga minyak mentah yang katanya akan dibeli oleh pemerintah Indonesia untuk kepentingan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri (konsumsi domestik).

Terlebih dahulu mari kita lihat sejumlah asset minyak yang terdaftar sebagai mitra Perusahaan asal Singapura bersama kontrak Jual-Beli Minyak Mentah yang berasal dari Sumur-Sumur Minyak Indonesia.

Adapun 11 Lapangan minyak tersebut antaralain sebagai berikut: 

A. Rig Minyak Geragai

Rig Minyak Geragai menghasilkan minyak mentah sekitar 22.000 barel per hari dan 65 juta kubik kaki gas per hari. Rig Minyak ini terletak di Jambi dan dikuasai oleh Perusahaan Migas Petrochina.

Sebagai referensi harga minyak di Rig Geragai dapat dilihat pada grafik dibawah ini: 




Trend harga minyak pada kontrak penjualan minyak di Rig Geragai di Tahun 2012 relatif melampaui harga minyak Brent Eropa, yang merupakan batas atas (upper bound) harga Minyak Mentah Dunia.

Sekali lagi penetapan harga minyak mentah di Rig Minyak Geragai terbilang sangat tinggi, karena berada diatas harga maksimum minyak mentah Dunia. 




Demikian halnya trend harga minyak mentah yang berasal dari Rig Geragai di tahun 2013. Hingga bulan mei, harga di lapangan minyak ini terus mengikuti trend harga minyak mentah dunia dan nilainya masih relatif diatas harga minyak mentah Brent Eropa.

B. Rig Minyak Walio Mix

Rig Minyak Walio Mix berada di Papua dengan potensi produksi minyak mentah sebesar 33 Juta barel. Rig Minyak ini di operasikan oleh Pertamina.

Sebagai referensi harga minyak di Rig Walio Mix dapat dilihat pada grafik dibawah ini: 




Trend harga minyak pada kontrak penjualan minyak di Rig Walio Mix di Tahun 2012 mengikuti trend harga minyak Brent Eropa, yang merupakan batas atas (upper bound) harga Minyak Mentah Dunia.



Selain itu, trend harga minyak mentah yang berasal dari Rig Walio Mix di tahun 2013. Januari Hingga bulan mei, menunjukkan trend harga yang relatif mengikuti trend harga minyak mentah Brent Eropa.

C. Rig Minyak Belanak

Rig Minyak Belanak berada diperairan Natuna selatan. Rig minyak ini dikuasai oleh ConocoPhillips dan Chevron yang kedua-duanya merupakan perusahaan migas asal Amerika Serikat. Di Rig Minyak ini, Perusahaan asal Amerika tersebut mampu memproduksi hingga 100.000 barel minyak dan kondensat perhari, dengan kapasitas kapal Tanker mencapai 1 juta barel.

Sebagai referensi harga minyak di Rig Belanak dapat dilihat pada grafik dibawah ini: 



Trend harga minyak pada kontrak penjualan minyak di Rig Belanak di Tahun 2012 mengikuti trend harga minyak Brent Eropa, yang merupakan batas atas (upper bound) harga Minyak Mentah Dunia. 




Selain itu, trend harga minyak mentah yang berasal dari Rig Belanak di tahun 2013. Januari Hingga bulan mei, menunjukkan trend harga yang relatif mengikuti trend harga minyak mentah Brent Eropa. Namun di bulan april dan mei angka tersebut masih relatif diatas harga minyak WTI (lower bound).

D. Rig Minyak Mudi

Rig Minyak Mudi berada di Kabupaten Bojonegoro, provinsi Jawa Timur. Produksi dalam lima bulan pertama di tahun 2013 (januari-mei) mencatat produksi sebesar 10,6 juta barel minyak. Lapangan minyak ini di operasikan oleh JOB Pertamina-Petrochina (PPEJ).

Sebagai referensi harga minyak di Rig Mudi dapat dilihat pada grafik dibawah ini: 




Trend harga minyak pada kontrak penjualan minyak di Rig Mudi di Tahun 2012 mengikuti trend harga minyak Brent Eropa, yang merupakan batas atas (upper bound) harga Minyak Mentah Dunia. 




Selain itu, trend harga minyak mentah yang berasal dari Rig Mudi di tahun 2013. Januari Hingga bulan mei, menunjukkan trend harga yang relatif mengikuti trend harga minyak mentah Brent Eropa.

E. Rig Minyak Arjuna

Rig Minyak Arjuna berada di perairan laut jawa. Rig ini di kuasai oleh Atlantic Richfield Company (ARCO). Produksi normal lapangan minyak di Rig ini bisa adalah 130.000 barel perhari.

Sebagai referensi harga minyak di Rig Arjuna dapat dilihat pada grafik dibawah ini: 


Trend harga minyak pada kontrak penjualan minyak di Rig Arjuna di Tahun 2012 mengikuti trend harga minyak Brent Eropa, yang merupakan batas atas (upper bound) harga Minyak Mentah Dunia. 




Selain itu, trend harga minyak mentah yang berasal dari Rig Arjuna di tahun 2013. Januari Hingga bulan mei, menunjukkan trend harga yang relatif mengikuti trend harga minyak mentah Brent Eropa.

F. Rig Minyak Belida

Rig Minyak Belida berada di perairan laut Natuna Selatan. Rig minyak ini dikuasai oleh ConocoPhillips melalui Conoco Indonesia Ltd. yang merupakan Perusahaan migas asal Amerika Serikat. Produksi minyak di lapangan ini dapat mencapai 90.000 barel perhari.

Sebagai referensi harga minyak di Rig Belida dapat dilihat pada grafik dibawah ini: 




Trend harga minyak pada kontrak penjualan minyak di Rig Belida di Tahun 2012 mengikuti trend harga minyak Brent Eropa, yang merupakan batas atas (upper bound) harga Minyak Mentah Dunia.  




Selain itu, trend harga minyak mentah yang berasal dari Rig Belida di tahun 2013. Januari Hingga bulan mei, menunjukkan trend harga yang relatif mengikuti trend harga minyak mentah Brent Eropa.

G. Rig Minyak Cinta

Sebagai referensi harga minyak di Rig Cinta tahun 2012 dapat dilihat pada grafik dibawah ini: 




Trend harga minyak pada kontrak penjualan minyak di Rig Cinta di Tahun 2012 mengikuti trend harga minyak Brent Eropa, yang merupakan batas atas (upper bound) harga Minyak Mentah Dunia.  




Selain itu, trend harga minyak mentah yang berasal dari Rig Cinta di tahun 2013. Januari Hingga bulan mei, menunjukkan trend harga yang relatif mengikuti trend harga minyak mentah Brent Eropa.

H. Rig Minyak Duri

Rig Minyak Duri berada di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Rig minyak ini dikuasai oleh Chevron  yang merupakan Perusahaan migas asal Amerika Serikat. Produksi minyak di lapangan ini dapat mencapai 200.000 barel perhari.

Sebagai referensi harga minyak di Rig Duri dapat dilihat pada grafik dibawah ini: 




Trend harga minyak pada kontrak penjualan minyak di Rig Duri di Tahun 2012 mengikuti trend harga minyak Brent Eropa, yang merupakan batas atas (upper bound) harga Minyak Mentah Dunia.  




Selain itu, trend harga minyak mentah yang berasal dari Rig Duri di tahun 2013. Januari Hingga bulan mei, menunjukkan trend harga yang relatif mengikuti trend harga minyak mentah Brent Eropa.

I. Rig Minyak Widuri

Rig Minyak Widuri berada di perairan laut utara pulau jawa, Kepulauan Seribu. Rig minyak ini dikuasai oleh China National Offshore Oil Corporation (CNOOC).

Sebagai referensi harga minyak di Rig Widuri dapat dilihat pada grafik dibawah ini: 




Trend harga minyak pada kontrak penjualan minyak di Rig Widuri di Tahun 2012 mengikuti trend harga minyak Brent Eropa, yang merupakan batas atas (upper bound) harga Minyak Mentah Dunia. 




Selain itu, trend harga minyak mentah yang berasal dari Rig Widuri di tahun 2013. Januari Hingga bulan mei, menunjukkan trend harga yang relatif mengikuti trend harga minyak mentah Brent Eropa.

J. Rig Minyak Attaka

Rig Minyak Attaka berada di perairan laut Kalimantan Timur. Rig minyak ini dikuasai oleh Union Oil Company of California (Unocal Corporation) yang merupakan Perusahaan migas asal Amerika Serikat. Produksi minyak di lapangan ini dapat mencapai 86.000 barel perhari.

Sebagai referensi harga minyak di Rig Attaka dapat dilihat pada grafik dibawah ini: 




Trend harga minyak pada kontrak penjualan minyak di Rig Attaka di Tahun 2012 mengikuti trend harga minyak Brent Eropa, yang merupakan batas atas (upper bound) harga Minyak Mentah Dunia.  




Selain itu, trend harga minyak mentah yang berasal dari Rig Attaka di tahun 2013. Januari Hingga bulan mei, menunjukkan trend harga yang relatif mengikuti trend harga minyak mentah Brent Eropa.

K. Rig Minyak Minas – Kaji

Rig MinyakMinas-Kaji berada di Kabupaten Rimbau, Pekanbaru Provinsi Riau. Rig minyak ini dikuasai oleh Chevron  yang merupakan Perusahaan migas asal Amerika Serikat. Sampai akhir tahun 2012 produksi minyak di lapangan ini sudah mencapai 11 miliar barel minyak.  

Sebagai referensi harga minyak di Rig Minas-Kaji dapat dilihat pada grafik dibawah ini: 




Trend harga minyak pada kontrak penjualan minyak di Rig Minas-Kaji di Tahun 2012 mengikuti trend harga minyak Brent Eropa, yang merupakan batas atas (upper bound) harga Minyak Mentah Dunia.  




Selain itu, trend harga minyak mentah yang berasal dari Rig Minas-Kaji di tahun 2013. Januari Hingga bulan mei, menunjukkan trend harga yang relatif mengikuti trend harga minyak mentah Brent Eropa.

Lalu apa implikasi nyata terhadap beban konsumsi BBM dalam negeri terhadap penetapan harga Minyak Mentah yang pada faktanya diskenario-kan untuk menggunakan harga termahal di pasar Migas internasional.

Seperti yang diketahui, bahwa hasil akhir dari aktivitas drilling di lapangan minyak adalah berupa lifting minyak. Sederhananya lifting minyak merupakan proses pengangkutan material minyak ke titik penyerahan akhir (buyer), dimana kontrak pembelian minyak mentah itu di tandatangani oleh Kontraktor Minyak.

Setelah itu, akan diperoleh Gross Revenue dari perjualan minyak mentah tersebut dari titik penyerahan. Gross revenue nantinya akan dikurangi dengan rumus tertentu dari cost recovery, FTP, Tax, dan lain-lain yang akhirnya menghasilkan ETBS dan Share revenue bagi masing-masing pihak (Pemerintah dan Kontraktor Migas).

Dari penjelasan tersebut tampaknya aman-aman saja, namun tahukah kita semua bahwa harga minyak mentah yang merupakan bagian dari Pemerintah Indonesia (government share dalam bentuk jatah minyak mentah), dibeli oleh Indonesia sendiri dengan harga yang sama dengan harga jual yang ditetapkan dalam kontrak penjualan minyak mentah di lapangan minyak tersebut.

Makin tambah aneh lagi, selain tingginya acuan harga yang digunakan, minyak mentah yang dibeli oleh Pemerintah Indonesia tersebut juga dikenakan pajak oleh Pemerintah Sendiri.

Akumulasi dari cost itulah yang kemudian menjadi formulasi hitung-hitungan harga minyak yang akan disubsidi oleh Pemerintah.

That’s crazy man!!!

Sehingga para akuntan keuangan Pemerintah baik di Kementerian Keuangan maupun di Bank Sentral Indonesia (BI) memberikan rasionalisasi bahwa itulah cost  dari subsidi BBM untuk rakyat Indonesia. Pada akhirnya melalui sidang paripurna DPR RI di Gedung Senayan Jakarta, Pemerintah bersama para Wakil Rakyat menetapkan alokasi anggaran Subsidi melalui mekanisme APBN.

Dengan demikian, apakah rakyat Indonesia telah benar-benar menikmati kemerdekaan? Sebagai bangsa yang berdaulat atas hak milik sumber daya alam yang begitu kaya?

Minyak yang seharusnya dapat menjadi kekuatan ekonomi untuk menstimulasi sektor rill dan usaha kecil menengah yang membutuhkan dorongan untuk tetap tumbuh, dengan menggunakan BBM bersubsidi agar tetap menjaga nilai keekonomian dari produksi barang dan jasa bagi pelaku usaha kecil yang mayoritas adalah rakyat Indonesia.

Akhirnya pada anniversary 17 Agustus proklamasi kemerdekaan Indonesia, ternyata mempertegas posisi bangsa Indonesia yang belumlah sepenuhnya merdeka. 

Kekayaan milik rakyat Indonesia dimanipulasi oleh para pemuas syahwat "keserakahan", sehingga menjadikan bangsa ini, termasuk rakyatnya seolah-olah miskin dan tidak berdaya. 

Fungsi pemerintahan justru dijalankan dengan menghianati Pancasila dan UUD 1945.

Rudi Rubiandini tidaklah sendiri.. Kerusakan fundamental Hulu Migas Nasional diyakini mengakar sangat kuat dan dioperasikan oleh GROUP/ KELOMPOK “PRO LIBERALISASI MIGAS INDONESIA”..

Kelompok ini lebih mirip “The Jekyll Island Club” yang menciptakan “The Federal Reserve System” yang merupakan sumber kerusakan ekonomi dunia dan penyebab kapitalisme menjadi lebih kejam, hingga dapat menciptakan perang dengan negara-negara yang menolak proposal liberalisasi seperti yang dialami oleh sejumlah negara di abad 21 ini.. 

Sekali lagi, Indonesia butuh revolusi Migas Nasional..